SOSOK DALANG WAYANG KULIT GEGESIK

 


Sosok Dalang Wayang Kulit Gegesik

Oleh : Titin Maryati

        Islam menyebar ke Nusantara secara damai oleh para ulama yang dikenal dengan Walisongo. Penyebaran dakwah yang dilakukan ialah memanfaatkan bahasa lokal, memanfaatkan adat dan budaya, serta segala sesuatu yang menjadi minat dan kebutuhan masyarakat pada saat itu. Suatu waktu, masyarakat Jawa memiliki ketertarikan terhadap kesenian, hal itu membuat para Wali berdakwah menggunakan media berupa kesenian. Kesenian yang menjadi media dakwah salah satunya adalah wayang purwa, wayang yang dibuat dengan corak Islam. 

      Dunia pewayangan kian berkembang, wayang tidak hanya bisa dinikmati coraknya tetapi dapat dinikmati pula dalam berupa pementasan wayang kulit dengan berbagai kisah yang menarik untuk dinikmati. Pementasan wayang pastinya ada dalang di balik layar, dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai seseorang yang mempunyai keahlian khusus memainkan boneka wayang (ndalang). Biasaya, seorang anak dalang akan bisa mendalang tanpa belajar secara formal. 

    Gegesik dikenal dengan kampung seni, karena masih banyak maestro yang aktif dalam mengembangkan bidang seninya. Biasanya setiap tahun pasti diadakan acara yang namanya Alas Seni, wadah para seniman Gegesik untuk unjuk Gigi dengan adanya pameran karya-karya mereka dan menampilkan kemampuan mereka di tengah masyarakat yang bertempat di Alun-alun Gegesik, Kabupaten Cirebon.



        Salah satu maestro atau seniman di Gegesik ialah sosok dalang yang satu ini, Beliau bernama Suryono atau biasa disebut Ki dalang Suryono putra dari Ki dalang Warsin, beliau tinggal di Gegesik kulon, Kabupaten Cirebon. Sejak umur 7 tahunan, Beliau tertarik terhadap seni, dari SD hingga sekarang Beliau belajar cara mendalang secara autodidak. Karena ayah Beliau seorang dalang, maka Ki Suryono mempelajari mendalang dengan pengamatan keluarga.

        Sebelum Ki Suryono bisa mendalang, Beliau harus menguasai nada, irama, dan gamelan sebagai bentuk syarat menjadi dalang. Walau prosesnya bertahap, namun ketekunan memang akan menghasilkan, apalagi bakat yang dimilikinya ialah bakat yang mengalir dengan sendirinya, dari cicit hingga ke generasi anak Ki Suryono sendiri, atau lebih tepatnya bakat tersebut memang bakat keturunan. 

        Ki Suryono mendalang wayang kulit dengan gaya leran (utara), beliau sering menggelar pementasan wayang kulit pada acara-acara besar, seperti Nadran yaitu ritual syukur atas rezeki yang dilimpahkan alam kepada nelayan, sedekah bumi, dan sedekah laut, bahkan ke acara nasional. Menurut beliau segala proses apapun itu tidaklah mudah, karena membutuhkan niat dan kemauan yang besar, keseriusan, serta komitmen untuk menjalankan. 

        Pada zaman sekarang, segala ilmu sudah dapat dipelajari oleh banyak orang, tidak lagi memadang hanya keturunan yang bisa ahli dalam suatu bidang. Tergantung bagaimana niat dan kemauan orang tersebut dalam menekuni bidang tersebut, termasuk menjadi dalang wayang kulit. 

        Gegesik yang dikenal sebagai kampung seni, semoga selalu bisa melahirkan banyak orang yang berbakat khususnya dalam seni serta menyalurkan bakatnya sesuai dengan tempatnya. Apalagi saya pernah menyaksikan dalang cilik mementaskan wayang kulit dengan apik di aluk-alun Gegesik, semoga mereka bisa meneruskan perjalanan dalam pewayangan ini di masa depan. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL LEBIH DEKAT PENATA WAYANG GEGESIK, CIREBON

KUSDONO RASTIKA, MEWARISI BAKAT MELUKIS KACA DARI SANG AYAH